April 08, 2015

Menunggu

Pagi ini kita bahas malasah "MENUNGGU"

dari darwistereliye pagi ini

Ketika kita disuruh menunggu, lantas bertanya, hingga kapan? sampai kapan? berapa lama? 
Maka sebenarnya kita tidak sedang menunggu, 
Tapi berhitung, penuh perhitungan sang pedit nan pelit.

Ketika kita disuruh bersabar, lantas nyeletuk iya kalau ujungnya dapat, kalau nggak? Rugi dong.
Maka sebenarnya kita tidak sedang bersabar, 
Tapi transaksi jual beli, atau malah bertaruh. Seolah bersabar adalah pilihan tersisa yang dilempar di atas meja taruhan.



Padahal, sungguh tidak ada resiko bagi orang yang sabar.
Dia menjual sesuatu kepada yang maha memiliki segala sesuatu.
Apanya yang akan rugi? Jangan begitu keliru memahami hakikat sabar.
Orang2 dulu yang berilmu bahkan menghabiskan puluhan tahun hanya untuk mengerti satu cabangnya saja.

Sabarnya orang sabar yang sedang diuji kesabarannya, dengan sakit gundah resah sejuta rasa yang dipikirkan hanya bisa tersenyum menyapa hari ini lagi. Masih saja dititik ini rasanya, kapan kita melangkah pikirnya, ini lagi ini lagi, sorot mata orang sekitar dengan sejuta yang mereka pikirkan, teman-teman yang mulai meninggalkan satu persatu. Paling tidak nyaman dengan pertanyaan pertanyaan hati ini, tapi lagi-lagi Allah yang maha tau bersabarlah bersabarlah bersabarlah karena Allah pasti bersama orang-orang yang bersabar,

Ibarat naik gunung kita sudah hampir mencapai puncak, karena semakin tinggi maka angin yang berhembus semakin kencang, batu kerikil akan lebih mudah berjatuhan, sekarang bagaimana kita dapat saling membantu saling bergandengan saling menyemangati saling membantu saling berbagi senyum terus bersama sampai di puncak berdua dengan sejuta rasa senang

Tetaplah tersenyum dalam sabarmu tetaplah ceria menikmati hari tetaplah yakin, semua jalan Allah pasti baik :) dan akan datang waktu kamu aku tersenyum gembira
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda disini ............
Silahkan ...........